Wednesday, January 18, 2017

Nasehat Pernikahan


Menghindari Kepahitan

Bacaan: Ulangan 32:44-52
NATS: Perhatikanlah segala perkataan yang kuperingatkan kepadamu pada hari ini. itulah hidupmu (Ulangan 32:46,47)

Berusaha hidup lebih lama dan lebih sehat dianggap sangat penting dewasa ini. Kemajuan-kemajuan dalam ilmu kedokteran sangat mendukung anggapan itu. Walaupun demikian, tidak seorang pun dari kita yang dapat menghindari pertambahan usia. Suatu hari nanti kita pasti akan mengalami penuaan, dan tubuh kita akan terus melemah.

Satu hal yang dapat dicegah adalah kepahitan dan penyesalan di hari tua. Kita dapat melihat kehidupan Musa sebagai contoh. Ketika ia telah berusia 120 tahun, ia hanya bisa melepas bangsa Israel sebelum mereka menyeberangi Sungai Yordan dan memasuki Tanah Perjanjian. Ia tidak dapat menyertai mereka sampai ke sana karena tidak mematuhi perintah Tuhan, yakni sewaktu dalam kemarahannya ia memukul bukit batu di padang gurun (Bilangan 20:12, 24).

Karena ia sendiri tidak dapat masuk ke Tanah Perjanjian, Musa dengan mudahnya bisa saja tergelincir untuk mengasihani dan menyesali diri sendiri! Bukankah ia telah menanggung beban bangsa yang keras kepala dan tegar tengkuk itu selama 40 tahun? Bukankah ia terus-menerus memohonkan pengampunan bagi mereka? Sekalipun demikian, pada akhir hidupnya ia tetap memuji nama Tuhan dan mengajar generasi baru bangsa Israel untuk mematuhi Allah (Ulangan 32:1-4, 45-47).

Pada saat kita bertambah tua, kita dapat memilih untuk tenggelam dalam kesulitan dan kegagalan di masa lampau, atau mengingat kesetiaan Allah, menerima kedisiplinan-Nya, dan tetap memandang masa depan dengan iman. Inilah satu-satunya cara untuk menghindari kepahitan di hari tua -DJD

KITA TIDAK DAPAT MENCEGAH TAMBAHNYA USIA
TETAPI KITA DAPAT MENCEGAH TUMBUHNYA KEPAHITAN

By RH psm Sabda

Sunday, January 1, 2017

Akankah Kita Lulus Ujian ?

Bacaan: Kejadian 3:1-19
NATS: Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, ... ia mengambil dari buahnya dan dimakannya (Kejadian 3:6)

Coyote [serigala padang rumput di Amerika Utara bagian barat] takkan mampu menolak santapan daging domba yang lezat. Itulah sebabnya bertahun-tahun silam para ahli melakukan eksperimen dengan menggunakan sekitar 500 bahan kimia yang berbeda untuk mengembangkan suatu larutan yang disemprotkan pada domba sehingga menjadikan mereka "anti-coyote". Sebuah campuran yang rasanya seperti saus pedas tampaknya menjanjikan keberhasilan.

Para ilmuwan berteori bahwa jika ujian ini berhasil, coyote tak akan berselera terhadap domba. Dengan demikian, coyote takkan lagi menjadi gangguan bagi masyarakat di negara yang beternak domba. Manusia pun akan menjadi sahabat terbaik dari anjing liar itu.

Kadang saya bertanya-tanya mengapa Allah tidak melakukan hal yang serupa di Taman Eden. Mengapa Dia tidak membuat pohon pengetahuan baik dan buruk itu berbuah jelek? Mengapa Dia tidak mengelilingi pohon itu dengan pagar berantai dan kawat berduri di atasnya? Bahkan, mengapa Allah menciptakan pohon itu? Saya yakin, sebagian jawabannya adalah bahwa godaan untuk melakukan yang jahat telah membawa Adam dan Hawa berhadapan dengan pertanyaan moral yang paling dasar, yakni: Apakah mereka akan menunjukkan kepercayaan penuh kepada sang Pencipta dan dengan penuh kasih menaati-Nya dengan segenap hati?

Kita menghadapi ujian yang serupa setiap hari. Dan, apakah yang akan kita perbuat? Apakah kita akan gagal dalam ujian itu? Atau, apakah kita akan mempercayai Allah sepenuhnya dan menaati perintah-perintah-Nya? --Mart De Haan II

SETIAP PENCOBAAN ADALAH KESEMPATAN
UNTUK PERCAYA KEPADA ALLAH

By RH psm Sabda

Jangan Berkata Takkan Pernah

Bacaan: Yohanes 13:1-10
NATS: Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua terguncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak" (Matius 26:33)

Janet membuat pernyataan di Tahun Baru demikian: jangan pernah berkata takkan pernah. Dulu Janet Kirkman berencana takkan pernah menikah, punya anak, bekerja di bidang komputer, dan tinggal di California. Namun pada akhirnya ia menikah, mempunyai dua anak yang manis, bekerja di sebuah perusahaan komputer ternama, dan tinggal di California. Allah mengubah hampir semua rencana "takkan pernah"-nya.

Hal tersebut mengingatkan kita bahwa rencana Allah bisa sangat berbeda dengan rencana kita. Namun itu justru melindungi kita dari kesombongan dan kelemahan dalam menghadapi cobaan.

Ketika Yesus mengajar murid-murid-Nya tentang pelayanan yang sejati dengan membasuh kaki mereka, Petrus berkata kepada-Nya, "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya" (Yohanes 13:8). Namun setelah Tuhan menjelaskan kepadanya bahwa ia "tidak mendapat bagian" dalam Dia tanpa mempelajari hal itu, Petrus dengan segera menyadari kesalahannya (ayat 8-10).

Beberapa saat kemudian, Petrus kembali jatuh karena kata takkan pernah ini. "Biarpun mereka semua terguncang imannya karena Engkau," kata Petrus kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, "Aku sekali-kali tidak" (Matius 26:33-35). Kata sekali-kali tidak tersebut dengan segera berubah menjadi airmata kesedihan dan penyesalan yang mendalam (ayat 69-75).

Janet menyarankan: "Berhati-hatilah dalam menggunakan kata ‘takkan pernah!’ Kata itu hanya berpusat pada ‘aku,’ sementara Allah ingin kita berpusat pada ‘Dia’." Marilah kita memusatkan pikiran kepada Allah, fokus dari segala sesuatu -DJD

MANUSIA MEMIKIR-MIKIRKAN JALANNYA
TETAPI TUHAN MENENTUKAN ARAH LANGKAHNYA (AMSAL 16:9)

By RH psm Sabda