Bacaan Alkitab : Matius 23:1-36
Kalau kita dengar kata hamba Allah , maka yang terlintas adalah pendeta atau gembala sidang atau pelayan full time. Dalam kalangan umat Kristen , gelar hamba Tuhan bisa membuat orang segan karena mereka sepertinya telah mendapat KTP dari kelurahan sorga. Sedangkan umat Kristen yang awam lainnya belum jelas KTP nya. Jangankan KTP kelurahan sorga , KTP kelurahan neraka juga ngak punya. Ngak jelas gitu lho.
Pada masa Perjanjian Baru , hamba Tuhan ini disematkan pada orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka punya pengaruh kuat dalam kehidupan masyarakat Yahudi. Sayangnya mereka bertindak munafik. Mereka mengajarkan Taurat untuk kepentingan pribadi. Hati mereka tidak tulus. Hal ini juga terjadi pada sebagian hamba Tuhan , terutama di kota kota besar. Bukan rahasia lagi banyak hamba Tuhan yang terkenal yang tidak mau berkhotbah di gereja kecil. Alasannya sih jadwal padat. Sebenarnya karena persembahannya kecil. Istilah pedagangnya kalau ngak coan( untung) ngak bisa ciak ( makan ) , ngapain dikerjain.
Tak sedikit dari mereka gengsinya setinggi langit. Gelar hamba Tuhan bagi mereka sama seperti gelar bangsawan. Umat kristen awam rakyat jelatanya. Dan mereka tak segan untuk minta hak istimewa walaupun dibungkus rapi sehingga kelihatan rohani.
Tetapi kita jangan antipati dengan hamba Tuhan karena masih banyak hamba Tuhan yang baik. Di pulau Bangka ada gembala di sebuah gereja kecil yang sudah melayani puluhan tahun. Dan tetap setia walau kolektenya Rp 150.000 per minggu. Lalu akhir tahun 90 an saya pernah ketemu hamba Tuhan yang lagi kuliah di seminari Bethel. Dia pernah diundang melayani ke Bangka tanpa bayaran , bahkan dia keluar uang. Maka tak heran sekarang dia dipercayaka pelayanan lebih besar. Yaitu jadi gembala di sebuah gereja di Tegal yang cukup besar.
Maka daripada itu kita sebagai jemaat dugem ( duduk gembira ) , mari fokus ke Tuhan. Jangan ke hamba Tuhan. Karena setiap firman Tuhan yang diberitakan baik dengan tulus maupun dengan tidak tulus , tidak akan sia sia. Jangan sampai kita tidak fokus ke Tuhan karena kita yang rugi. Biar Tuhan yang menghakimi sebab hanya Dia hakim yang adil. GBU
By Iwan R